Saturday, August 11, 2012

Mengenalkan Abjad Pada Anak

Siapa bilang mengajarkan membaca itu sulit? Tapi ingat, jangan pernah memaksa. Pengenalan alfabet/ huruf buat batita harus jauh dari kesan formal. Cukup dengan sering-sering membacakannya buku cerita. Selanjutnya, menginjak usia 2 tahunan, si kecil boleh diperkenalkan pada alfabet yang lebih kompleks. Ajak dia untuk menyebutkan nama-nama huruf yang ada di hadapannya atau yang kita tunjuk. Latihan ini kemudian kita tingkatkan dengan mengajaknya “membaca” kata demi kata.

Agar acara pengenalan alfabet dan belajar “membaca” ini bisa diikuti anak, orangtua harus tahu cara penyampaiannya yang tepat bagi masing-masing anak. Asal tahu saja, tidak ada cara pengenalan alfabet dan belajar “membaca” yang paling baik karena semuanya baik dan benar. Tinggal cara yang mana yang disenanginya. Apa saja tekniknya? Silakan pilih yang paling pas, dan ingat lakukan sambil bermain. Jangan memaksa kalau si kecil terlihat kurang berminat.

HURUF DEMI HURUF

Sambil bernyanyi tunjuk setiap huruf dalam abjad yang sudah kita tuliskan pada kertas atau white board. Ingat, ucapkan pelafalannya secara benar. Selain itu antara apa yang kita ucapkan dan apa yang kita tunjuk harus sesuai. Contohnya, saat mengucapkan “a”, tangan kita harus menunjuk pada huruf “a”. Usahakan perhatian si kecil sepenuhnya tertuju pada bagaimana cara kita mengucapkan huruf demi huruf tadi.

Yang namanya pengenalan tentu saja jangan banyak-banyak dulu. Di hari pertama, contohnya, cukup dari huruf “a” sampai “g”. Keesokan harinya mintalah anak untuk menyebut huruf-huruf yang telah dikenalkan. Kemudian teruskan dengan huruf “h” hingga huruf “m”. Begitu seterusnya. Bila semua huruf telah dikenalkan, nyanyikan lagu ABC. Sekiranya huruf-huruf dari “a” sampai “z” sudah familiar di telinganya, secara spontan anak pasti ingin ikut menyanyikannya.

Pada kesempatan lain, pengenalan bisa dilanjutkan dengan menggabungkan huruf mati/ konsonan dengan huruf hidup/ vokal menjadi suku kata. Di tahap awal batasi penggabungan dua huruf saja dan pilihkan huruf-huruf yang relatif mudah diucapkan batita. Bukankah huruf “b” jauh lebih mudah dilafalkan ketimbang huruf “z”, misalnya. Jadi, kenalkan anak pada pengulangan rangkaian bunyi sederhana seperti “bi-bi”, “ba-ba”, “bo-bo”, “ta-ta” dan sejenisnya. Sah-sah saja bila sesekali diselingi kata-kata utuh, seperti “papa”, “mama”, rumah”, “tidur”, “makan” dan sebagainya. Pastikan semua huruf-huruf tadi tertulis besar-besar sehingga mudah dikenali anak.

KENALKAN MELALUI BENDA
 
Supaya lebih mengena, ada baiknya kenalkan langsung ke bendanya. Yang pasti, cermati dulu hal-hal apa yang paling disukai anak. Contohnya, selagi anak asyik memainkan boneka, alihkan sebentar perhatiannya ke white board atau kertas besar sambil menuliskan kata “boneka” dalam ukuran besar. Bisa juga “ini boneka,” atau “boneka tidur” sambil kita tuliskan dan tunjukkan kata “tidur”. Dengan demikian anak akan mengenal langsung huruf-huruf dan kata lewat benda-benda yang akrab dengan kesehariannya.

MONTESSORI SCHOOL
 
Cara ini berangkat dari pengenalan terhadap bunyi setiap huruf lebih dulu. Misalnya, “a” dibaca “a” sambil peragakan bagaimana kita membuka mulut sedemikian rupa sampai mengeluarkan bunyi “a”. Lanjutkan pengenalan ini dengan memasukkan huruf yang dimaksud dalam sebuah kata, misalnya “a” untuk apel, “b” untuk becak, dan seterusnya. Kemudiakan pandai-pandailah mengkreasikannya menjadi sebuah lagu yang riang gembira.
 
FINGER PAINTING
 
Cara lain, gunakan kertas amplas yang agak halus untuk membuat huruf. Lalu mintalah anak untuk meraba huruf tersebut dengan jarinya pada bagian yang agak kasar tadi. Setelah beberapa kali melakukan perabaan ini mintalah anak untuk menuliskan huruf tersebut di kertas berukuran besar. Cara yang sama bisa juga dilakukan dengan finger painting menggunakan cat air. Jadi huruf demi huruf akan ditulis di kertas menggunakan jari-jari mungilnya. Yang pasti, cara ini tidak mengikat orangtua untuk memulai pengenalannya terhadap huruf. Mau huruf vokal lebih dulu atau sebaliknya konsonan terlebih dulu, boleh-boleh saja kok.
 
GAMES FOR LEARNING
 
Anak diperkenalkan huruf-huruf lewat permainan. Gampangnya, modifikasikan permainan catur. Setiap kotak di papan catur dituliskan huruf-huruf. Mintalah anak melakukan apa yang kita perintahkan, misalnya, “Ayo Dek taruh kudanya di huruf ‘m’.” Setelah cukup mengenal huruf-huruf dalam abjad, tuliskan masing-masing huruf dalam ukuran besar-besar di selembar kertas. Kemudian mintalah si batita menempelkan kertas berisi huruf tadi pada benda yang ada di rumah. Contohnya, “Tempelkan huruf ‘p’ ini ke pintu.” Kegiatan ini pasti amat menyenangkan hingga anak tidak terasa sedang belajar tentang huruf.
 
METODE KINDERLAND
 
Metode ini mengharuskan anak mengenal alfabet lebih dulu sekaligus kata-kata yang terdiri dari 3 huruf, seperti bad, cat, dog dan sebagainya. Sayangnya, metode ini agak sulit diterapkan kala ingin memperkenalkan anak pada kata-kata dalam bahasa Indonesia. Sebab jarang sekali sebuah kata dalam bahasa Indonesia yang terdiri dari 3 huruf. Belum lagi pelafalannya yang amat berbeda dengan pelafalan dalam bahasa Indonesia. Setelah fasih di kata dengan 3 huruf, naikkan tingkat kesulitan pada kata yang terdiri dari huruf lebih banyak hingga akhirnya anak bisa “membaca” kata demi kata.
 
METODE FLASH CARD
 
Selain bisa membeli kartu-kartu yang sudah jadi, kita pun bisa membuatnya dari potongan-potongan karton bertuliskan kata bermakna tertentu sementara di baliknya terdapat gambar benda yang sesuai. Tunjukkan secara teratur setiap hari kata-kata tersebut. Tak perlu banyak-banyak, tapi cukup 1-3 flash card setiap hari. Hari demi hari tambahkan jumlah flash card yang diperlihatkan.
 
KARPET ALFABET 
Kini banyak dijual alas lantai/karpet yang bertuliskan huruf-huruf alfabet. Pasanglah karpet berbentuk kepingan-kepingan tersebut di ruang bermain atau di kamar tidur anak. Menjelang tidur, ajaklah anak sejenak melakukan games. “Mana huruf ‘m’?” sambil minta anak untuk menunjukannya. Bisa juga meminta anak memasangkan kembali kepingan-kepingan karpet tadi hingga membentuk sebuah kata bermakna. Setelah selesai melakukan tugasnya, ajak anak untuk membacanya. Misalnya, “s e p e d a”.
 
BELAJAR MENGETIK
 

Menekan tuts-tuts huruf pada keyboard komputer mendatangkan kesenangan tersendiri bagi anak usia dini. Apalagi ketika ia mengetik tuts tertentu akan muncul huruf tertentu pula di layar monitor. Pilihkan font size yang cukup besar. Setiap kali ada kesempatan bimbing batita untuk mengetik nama-nama atau kata-kata bermakna di komputer. Misalnya, namanya sendiri, nama ayah, ibu, kakak, nenek ataupun sosok lain yang akrab dengannya. Atau kata-kata bermakna seperti “motor”, “cangkir”, “mata” dan sebagainya. Ajaklah anak untuk melafalkan setiap kata begitu ia selesai menuliskannya. Pilihan program yang hendak digunakan terserah orangtua, apakah Word atau Power point. Bisa juga dengan membuat variasi pengenalan tadi menjadi games yang pasti menarik bagi anak usia ini.
 


KATA DEMI KATA
 
Mengenalkan alfabet pada batita tidak harus huruf satu per satu atau pun dieja seperti “ba”, “bi”, “bu”, melainkan langsung kata demi kata. Penerapannya bisa dilakukan dengan menuliskan sebuah kata di atas karton berukuran sedang. Contohnya “tas”. Akan lebih baik jika sertakan pula gambar tas pada lembar karton yang sama. Setiap hari, setidaknya 3x sehari, pagi, siang dan sore, bacakan dan perlihatkan sekitar 5 kata. Bisa juga dengan memanfaatkan VCD lagu anak-anak yang menampilkan lirik lagu. Sambil bernyanyi mengikuti lirik lagu yang tampil di layar teve, tunjuk satu demi satu kata yang tengah dinyanyikan. Sesekali tanyakan pada si batita kata apa yang sedang kita tunjuk.
 
STORY TELLING 
Setiap hari, khususnya menjelang tidur, bacakan cerita-cerita menarik untuk si batita. Usahakan cerita-cerita tersebut berasal dari buku cerita bergambar yang tulisannya besar-besar. Jangan lupa, sambil membacakan tunjuk pula kata yang ada pada buku.
 
MELENGKAPI KATA 
Seperti halnya membuat flash card, namun kata yang dimaksud sengaja ditulis tidak lengkap. Contohnya, “mobil” cukup ditulis “mo….”. Nah, saat menunjukkan kartu tersebut mintalah si batita untuk meneruskan penggalan kata yang tidak tertulis di situ. Jangan lupa sambil menunjukkan gambar yang sesuai dengan kata yang tertulis sebagai kunci jawaban bagi anak.
 
POSTER HURUF SEBAGAI HIASAN
 
Pasang poster alfaber di dinding kamar anak. Dengan demikian setiap kali masuk kamarnya, perhatian anak bisa langsung tertuju pada huruf-huruf yang ada di lembar poster tersebut. Ada baiknya bila orangtua ikut mengingatkan anak pada huruf-huruf tersebut dengan menyanyikan lagu ABC setiap kali masuk kamar. Jika ia sudah familiar tingkatkan pengenalannya dengan mengganti poster hiasan tersebut dengan poster serupa berisi kata-kata bermakna yang dilengkapi dengan gambarnya.