Saturday, July 28, 2012

Tenaga Yang Membentuk Permukaan Bumi



 
Bentuk-bentuk permukaan bumi terbentuk lewat proses pembentukan dan perombakan permukaan bumi yang berlangsung cukup lama. Perubahan permukaan bumi terjadi oleh tenaga geologi yang terdiri dari tenaga endogen dan tenaga eksogen.

I. Tenaga Endogen

 


 


Tengaga Endogen juga bisa disebut juga tenaga tektonik. Tenaga Endogen adalah tenaga yangberasala dari dalam bumi. Tenaga Endogen terdiri dari proses diatropisme dan proses vulkanisme. Tenaga Endogen sering menekan di sekitar lapisan-lapisan batuan pembentuk kulit bumi (litosfer).

1. Proses Diastropisme 
Proses Diastropisme adalah proses struktual yang mengakibatkan terjadinya lipatan dan patahan tanpa dipengaruhi magma tapi tenaga dari dalam bumi.

2. Proses lipatan

 
 


Jika tenaga endogen yang menekan litosfer arahnya mendatar dan bertumpukan yang mengakibatkan permukaan bumi melipat menyebabkan terbentuknya puncak dan lembah. Bentuk permukaan bumi dari hasil proses ini ada dua, yaitu :
  • puncak lipatan (antiklin)
  • lembah lipatan (sinklin)
 
3. Proses Patahan
 
 
 

Proses datropisme juga dapat menyebabkan struktur lapisan-lapisan batuan retak-retak dan patah. Lapisan batuan yang mengalami proses patahan ada yang mengalami pemerosotan yang membentuk lembah patahan dan ada yang terangkat membentuk puncak patahan. Lembah patahan disebut slenk atau graben sedangkan puncak patahan dinamakan horst.

4. Vulkanisme
 
 
 

Tenaga tektonik dapat mengakibatkan gejala vulaknisme. Gejala vulkanisme berhubungan dengan aktivitas keluarnya magma di gunung api. Proses keluarnya magma ke permukaan bumi disebut erupsi gunung api. Proses vulkanisme terjadi karena adanya magma yang keluar dari zona tumbukan antar lempeng. Beberapa gunung api ditemukan berada di tengah lempeng yang disebabkan oleh tersumbatnya panas di kerak bumi gejala ini disebut titik panas (hotspot). Para ilmuwan menduga aliran magma mendesak keluar membakar kerak bumi dan meletus di permukaan. 

Istilah-Istilah vulkanisme : 
  1. Vulkanologi: ilmu kebumian yang memplajari gunung api
  2. Magma: bahan silikat cair pijar yang terdiri atas bahan padat, cair, dan gas yang terdapat di lapisan litosfer bumi. Suhu normal magma bersikar 900 C-1200 C.
  3. Erupsi: proses keluarnya magma dari lapisan litosfer sampai ke permukan bumi. Erupsi sebuah gunung api dapat berupa lelehan (efusif) melalui retakan pada lapisan-lapisan batu. Dan ledakan sumburan (ekaplosif) melalui kepundan atau corong gunung api.
  4. Intrusi magma : proses penerobosan magma melalui retakan-retakan lapisan batuan, tetapi tidak sampai ke permukaan bumi. Apabila intrusi magma membeku maka akan terbentuk batuan intrusiva.
  5. Lava : magma yang keluar sampai ke permukaan bumi.
  6. Lahar : lava yang telah bercampur dengan bahan-bahan di permukaan bumi.
  7. Eflata/ bahan piroklastik: bahan-bahan yang lepas dari gunung api ketika terjadi letusan eksplosif. 
  8. Kawah: lubang pada tubuh gunung api sebagai tempat keluarnya magma. Kawah yang cukup besar disebut kaldera. Bila kaldera terisi air yang cukup banyak maka akan terbentuk danau kawah atau danau vulkanik. Kawah dan kaldera yang di Indonesia, antara lain Kawah Tangkuban perahu (Jawa Barat), Kawah Gunung Tengger (Jawa Tengah), dan Kaldera Gunung Batur (Bali).

Bentuk-Bentuk Gunungapi
 

Berdasarkan bentuk letusanya, gunung api dapat dibedakan menjadi tiga bentuk yang berbeda yaitu :

1. Gunung api Prisai
 : Gunung api perisai berbentuk seperti perisai (shields) terbentuk oleh letusan yang sangat cair (efusief), yaitu berupa lelehan lava yang sangat luas dan landai. Ciri gunung api perisai adalah lerengnya sangat landai bahkan hampir datar, Contohnya; Gunung Mauna Loa dan Gunung Mauna Kea di Hawai.


perisai

2. Gunung api Maar: Gunung api maar terbentuk dari letusan berupa ledakan (eksplosif) yang dahsyat yang terjadi sekali, dengan mengeluarkan bahan-bahan berupa eflata. Gunung maar biasanya punya dapur magma yang dangkal dan magma yang terdiri dari bahan-bahan padat dan gas yang padat. Contoh gunung maar adalah; Gunung Lamongan (Jawa Timur), Gunung Pinakate (Meksiko), Gunung Monte Muovo (Italia).


 
maar


 
gambar gunung api maar

3. Gunung api Starto : Gunung api starto terbentuk akibat letusan yang berulang-ulang dan berseling-seling antara bahan padat dan lelehan lava. Sebagian besar gunung di Indonesia adalah gunung starto seperti; Gunung Semeru, Gunung Merapi, Gunung Agung, Gunung Kerinci,
 
Gejala Vulkanisme 
Gejala Vulakanik ada dua yaitu :
  • Pravulkanik
Pravulkanik adalah tanda-tanda atau gejala di suatu daerah akan terjadi letusan gunung api. Tanda-tanda akan terjadinya letusan gunung api adalah :

  1. Kenaikan suhu udara di sekitar gunungapi drastis (dari suhu rendah tiba-tiba naik jadi panas)
  2. Banyak tumbuhan kering dan hewan turun dari gunung.
  3. Meningkatnya bau belerang yang menyengat 
  • Pascavulkanik (postvulcanic)
Pascavulkanik adalah gejala dimana gunung api menampakan aktifitas atau sedang dalam fase istirahat. Gejalanya antara lain :
  • Ditemukannya mata air panas, yang bisa dijadikan obat kulit, seperti mata air di Banten (Jawa Tangah) dan di Ciater (Jawa Barat) 
  • Ditemukannya gas gunung api berupa : 

  1. Uap air (fumarola) 
  2. Gas belerang (sulfatar) 
  3. Gas karbondioksida (mofet) 
  4. Adanya semburan air panas (geyser) yang keluar darirekahan batuan seperti di Cisolok Sukabumi (Jawa Barat) 
II. Tenaga Eksogen 
Tenaga eksogen yaitu tenaga yang berasal dari luar bumi. Sifat umum tenaga eksogen adalah merombak bentuk permukaan bumi hasil bentukan dari tenaga endogen. Bukit atau tebing yang terbentuk hasil tenaga endogen terkikis oleh angin, sehingga dapat mengubah bentuk permukaan bumi.
 
Secara umum tenaga eksogen berasal dari 3 sumber, yaitu:
  • Atmosfer, yaitu perubahan suhu dan angin.
  • Air yaitu bisa berupa aliran air, siraman hujan, hempasan gelombang laut, gletser, dan sebagainya.
  • Organisme yaitu berupa jasad renik, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia.
Di permukaan laut, bagian litosfer yang muncul akan mengalami penggerusan oleh tenaga eksogen yaitu dengan jalan pelapukan, pengikisan dan pengangkutan, serta sedimentasi. Misalnya di permukaan laut muncul bukit hasil aktivitas tektonisme atau vulkanisme. Mula-mula bukit dihancurkannya melalui tenaga pelapukan, kemudian puing-puing yang telah hancur diangkut oleh tenaga air, angin, gletser atau dengan hanya grafitasi bumi. Hasil pengangkutan itu kemudian diendapkan, ditimbun di bagian lain yang akhirnya membentuk timbunan atau hamparan bantuan hancur dari yang kasar sampai yang halus.

Contoh lain dari tenaga eksogen adalah pengikisan pantai. Setiap saat air laut menerjang pantai yang akibatnya tanah dan batuannya terkikis dan terbawa oleh air. Tanah dan batuan yang dibawa air tersebut kemudian diendapkan dan menyebabkan pantai menjadi dangkal. Di daerah pegunungan bisa juga ditemukan sebuah bukit batu yang kian hari semakin kecil akibat tiupan angin

1. Pelapukan.
Pelapukan merupakan tenaga perombak (pengkikisan) oleh media penghancur. Proses pelapukan dapat dikatakan sebagai proses penghancuran massa batuan melalui media penghancuran, berupa:
  •  Sinar matahari
  •  Air
  •  Gletser
  •  Reaksi kimiawi
  •  Kegiatan makhluk hidup (organisme)
Proses pelapukan terbagi jadi tiga, yaitu :

o Pelapukan Mekanik
Pelapukan mekanik (fisik) adalah proses pengkikisan dan penghancuran bongkahan batu jadi bongkahan yang lebih kecil, tetapi tidak mengubah unsur kimianya. Proses ini disebabkan oleh sinar matahari, perubahan suhu tiba-tiba, dan pembekuan air pada celah batu


o Pelapukan Kimiawi
Pelapukan adalah penghancuran dan pengkikisan batuan dengan mengubah susunan kimiawi batu yang terlapukkan. Jenis pelapukan kimiawi terdiri dari dua macam, yaitu proses oksidasi dan proses hidrolisis.


o Pelapukan Organik
Pelapukan organik dihasilkan oleh aktifitas makhluk hidup, seperti pelapukan oleh akar tanaman (lumut dan paku-pakuan) dan aktivitas hewan (cacing tanah dan serangga).

2. Erosi
gambar erosi oleh angin

 
erosi oleh air


 
erosi oleh air


 


 


 
gua dalam tanah akibat erosi


Erosi seperti pelapukan adalah tenaga perombak (pengkikisan). Tapi yang membedakan erosi dengan pelapukan adalah erosi adalah pengkikisan oleh media yang bergerak, seperti air sungai, angin, gelombang laut, atau gletser. Erosi dibedakan oleh jenis tenaga perombaknya yaitu; Erosi air, Erosi angin (deflasi), Erosi gelombang laut (abarasi/ erosi marin ), Erosi gletser (glasial).

• Tahapan dalam Erosi Air
Proses pengkikisan oleh air yang mengalir terjadi dalam empat tingkatan yang berbeda sesuai dengan kerusakan tanah atau batuan yang terkena erosi, sebbagai berikut.

  1. Erosi percik, yaitu proses pengkikisan oleh percikan air hujan yang jatuh ke bumi. 
  2. Erosi lembar, yaitu proses pengkikisan lapisan tanah paling atas sehingga kesuburannya berkurang. Pengkikisan lembar ditandai oleh : 1. coklat,warna air yang terkikis menjadi lebih pucat, kesuburan tanah berkurang 
  3. Erosi alur, adalah lanjutan dari erosi lembar. Ciri khas erosi alur adalah adanya alur-alur pada tanah sebagai tempat mengalirnya air 
  4. Erosi parit, adalah terbentuknya parit-parit atau lembah akibat pengkikisan aliran air. Bila erosi parit terus berlanjut, maka luas lahan kritis dapat meluas, dan pada tingkat ini tanah sudah rusak. 
• Bentuk Permukaan Bumi Akibat Erosi 
Pengkikisan oleh air dapat mengakibatkan :

  1. tebing sungai semakin dalam 
  2. lembah semakin curam 
  3. pembentukan gua 
  4. memperbesar badan sungai 
Erosi angin biasanya terjadi di gurun. Bentuk permukaan bumi yang terbentuk antara lain :
1. Batu jamur
2. Ngarai

Abrasi biasanya terjadi di pantai, membentuk :
1. Dinding pantai yang curam
2. relung ( lekukan pada dinding tebing)
3. gua pantai
4. batu layar